Mengapa Terapi Komplementer Baik Dilakukan untuk Pejuang Alergi Rhinitis?
Terkesan sepele dan sering dianggap tidak membahayakan, rhinitis alergi jika tidak ditangani dapat memperburuk masalah kesehatan yang dapat menyebabkan komplikasi. Untuk mendukung pengobatan lebih aman, cobalah terapi komplementer untuk redakan rhinitis alergi kamu.
Di musim hujan saat ini, membuat para pejuang rhinitis lebih rentan mengalami bersin-bersin hingga mata berair. Terkesan sepele dan sering dianggap tidak membahayakan, sebenarnya rhinitis alergi ini tidak boleh diabaikan.
Melansir dari National Library of Medicine, rhinitis alergi menyebabkan aktivitas terhambat karena berdampak pada area gangguan pernapasan, sakit kepala, dan kualitas tidur berkurang. Selain itu, dikutip dari situs HelloSehat, jika rhinitis alergi tidak ditangani maka akan memperburuk gangguan kesehatan. Hal ini disebabkan peradangan ini dapat mempengaruhi saluran yang terhubung dengan pernapasan dan menyebabkan penyakit komplikasi yang dapat terjadi yaitu:
- Perennial allergic rhinitis
- Sinusitis
- Infeksi telinga tengah
- Apnea tidur obstruktif
Hafshah (2021:1), melalui jurnal risetnya dalam program studi pendidikan kedokteran menyatakan, “Di Indonesia sendiri, prevalensi rinitis alergi mencapai 1,5 – 12,4%”. Pejuang alergi rhinitis di Indonesia terus meningkat, karena semakin memburuknya kualitas udara.
Bagi kalian yang mengalami alergi ini, tentunya tahu bahwa alergi ini tidak bisa disembuhkan sepenuhnya, hanya bisa dikendalikan melalui pengobatan medis dengan mengkonsumsi antihistamin ataupun kortikosteroid intranasal, namun dapat menyebabkan ketergantungan dan memberikan efek samping. Oleh karena itu, terapi komplementer diperlukan untuk memaksimalkan kalian mengendalikan alergi ini dan mengurangi konsumsi medis yang menyebabkan efek samping lainnya.
Baca Juga: Sering Bersin di Pagi Hari? Hati-Hati, Mungkin Kamu Terserang Rhinitis Alergi!
Menyadur dari laman Alodokter, terapi komplementer digunakan sebagai pendukung pengobatan untuk mengatasi efek samping dari pengobatan konvensional. Mulai banyaknya ketertarikan terhadap terapi komplementer ini karena minimal efek samping dan lebih murah. 3 terapi komplementer yang bisa kalian lakukan untuk mengatasi rhinitis alergi diantaranya:
1. Propolis atau Flavonoid
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Yunis Sucipto, dkk (2019) mengatakan propolis dapat menjadi terapi penderita rhinitis alergi karena kandungnya mampu menurunkan skor gejala hidung seperti bersin dan pilek. Konsumsi propolis sebanyak 50-100 mg/hari selama 4 minggu.
2. Madu
Madu juga dikenal mengandung flavonoid yang memiliki efek antiinflamasi dan antialergi dapat menjadi terapi komplementer menggantikan obat antihistamin.
3. Aromaterapi
Aromaterapi telah dikenal sebagai terapi komplementer sejak dahulu kala dengan manfaat teraputiknya. Jika rhinitis alergi muncul dan kalian ingin mencoba terapi komplementer satu ini, cobalah gunakan Inhaler berbasis aromaterapi, Nora Ninos, untuk membantu menghalau gejala rhinitis yang dapat melawan reaksi alergi pada saluran pernapasan.
Menurut penelitian, efektivitas aromaterapi pada penderita rhinitis dapat meredakan gejala yang muncul terutama pada hidung dan bersin-bersin. Jadi gimana Peek.Me Friends, apakah kalian tertarik dengan terapi komplementer ini?
Sumber:
#HealthyLittle Habits #HealthyEveryWay